Kisah Janda Kaya Butuh Kehangatan
KLIK66 Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun lalu aku memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, aku ingin memperbaiki rumah tanggaku yang berantakan karena selama 5 tahun ini aku dan suami tidak pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing- masing memiliki kegiatan di luar rumah sendiri-sendiri.
Anak
kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan untuk berkomunikasi
makin sedikit sampai akhirnya kuputuskan untuk memulai lagi hubungan
dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan,
suamiku memilih cerai ketika aku sudah keluar dari karirku selama 3
bulan.
Aku tak dapat menyalahkannya karena akupun
tidak begitu antusias lagi setelah mengetahui dia mempunyai wanita
simpanan, dan itu juga bukan salahnya maupun salahku. Kupikir itu adalah
takdir yang harus kujalani.Sekarang usiaku sudah 39 tahun dan aku tidak
pernah bermimpi untuk menikah lagi, sehari-hari aku lebih banyak
berjalan-jalan dengan teman, kadang-kadamg kami traveling untuk membunuh
waktu belaka.
Sejak 3 bulan yang lalu aku
membiarkan salah seorang keponakanku untuk tinggal di rumahku, aku
tergerak menolong orang tuanya yang mempunyai ekonomi pas-pasan sehingga
untuk kost tentu memerlukan biaya yang mahal, sedangkan untuk bayar
kuliah saja mereka sudah bekerja mati-matian.
Keponakanku
bernama Ajie, usianya sekitar 22 tahun, kubiarkan ia tinggal di salah
satu kamar di lantai 2. Ajie sangat sopan dan tahu diri, jadi kupikir
sangat menguntungkan ada seseorang yang dapat menjaga rumahku sewaktu
aku dan teman- teman traveling. Tapi ternyata Ajie membawa berkah yang
lain. Pagi itu aku segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin malam
aku kembali dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu,
sehingga
aku memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembatu libur pada hari
minggu, mereka boleh kemana saja, aku tidak peduli asal jangan
menganggu tidurku. Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat
dari sutera tipis berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal,
kupikir aku harus mulai senam lagi.
Kulihat jam
menunjukkan angka 10. Ah biarlah aku ingin tidur lagi, jadi aku mulai
terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki di
depan pintu, lalu terdengar ketukan, aku diam saja, mungkin salah
seorang pembantu ingin mengacau tidurku. “Tante…, Tante…”, ooh ternyata
suara Ajie.
Mau apa dia? Aku masih diam tak
menjawab, kubalikkan badanku sehingga aku tidur telentang, kupejamkan
mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan di pintu
berulang lagi disertai panggilan. “Persetan!”, pikirku sambil terus
memejamkan mata. Tak lama kemudian aku kaget sendiri mendengar pegangan
pintu diputar,
kulirik sedikit melalui sudut
mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan, lalu muncul kepala Ajie
memandang ke arahku, aku pura-pura tidur, aku tak mau diganggu.
“Tante…?”, Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin
erat. Beberapa saat aku tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba aku
tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata,
astaga ternyata Ajie sudah berdiri di samping ranjangku,
dan
matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah
gaun tidurku, aku lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis apalagi
dengan tidur telentang pula. Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat Ajie
menelan ludah, pelan-pelan tangannya menyingkap gaunku, hatiku makin
berdebar tak karuan. Mau apa dia? Tapi aku terus pura- pura tidur.
“Tante…”, Suara Ajie terdengar keras, kupikir ia sedang ingin memastikan
apakah tidurku betul- betul nyenyak atau tidak. Kuputuskan untuk terus
pura-pura tidur. Kemudian kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai
leher, lalu kurasakan tangan Ajie mengelus bibirku, jantungku seperti
melompat,
aku mencoba tenang agar pemuda itu tidak
curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tangan
kumasukkan bawah bantal jadi otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi…,
buseet wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin dia
masih belum tahu aku pura-pura tidur, kuatur napas selembut mungkin.
Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli,
aku mencoba bertahan,
aku ingin tahu apa yang akan
dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemudian kurasakan tangannya
meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia cuma
mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu kurasakan
buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada yg sedang
bergolak di dalam tubuhku, sudah lama aku tidak merasakan sentuhan
laki-laki. Sekarang aku sangat merindukan kekasaran seorang pria, aku
memutuskan terus diam sampai saatnya tiba.
Sekarang
tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama
kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting
susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut,
jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar ketika
memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan
wajahnya kearah buah dadaku,
lalu ia menjilat-jilat
puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya,
aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah
berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat
sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan-
gigitan kecil, tangan kanan Ajie mulai menelusuri selangkanganku, lalu
kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD,
aku
tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang jelas jari-jari
Ajie menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan
tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras
sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Ajie sedang
berusaha memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk
ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, aku sudah
tak tahan lagi,
kubuka mataku sambil menyentakkan
tubuhku. “Ajie!!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua
tangan Ajie menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Ajie mencium
mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak, kukerahkan seluruh
tenagaku, tapi Ajie makin keras menekan pundakku,
malah
pemuda itu sekarang menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditekan
oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku,
lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku pura-pura menolak. “Tante…, maafkan
saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ajie
melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu
kan bisa dengan teman- teman kamu yang masih muda. Tante kan sudah tua”
Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante…, saya akan
memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ajie. “Ah kamu…, ya sudahlah
terserah kamu sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal
tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya. Kemudian Ajie melepaskan
gaun tidurku, sehingga aku cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ajie
melepaskan pakaiannya, sehingga aku bisa melihat penisnya yang besar
sekali,
penis itu sudah menegang keras. Ajie
mendekat ke arahku. “Tante diam saja ya”, Kata Ajie. Aku diam sambil
berbaring telentang, kemudian Ajie mulai menciumi wajahku, telingaku
dijilatinya, aku mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga,
sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut. Tak lama kemudian
Ajie merenggangkan kedua pahaku, lalu kepalanya menyusup ke
selangkanganku.
vaginaku yang masih tertutup CD
dijilat dan dihisap-hisapnya, aku menggeliat- geliat menahan rasa nikmat
yang luar biasa. Lalu Ajie menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku
diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk,
kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku,
punggungku agak sakit, tapi kutahan, aku ingin tahu apa yang akan
dilakukannya.
KLIK66 Kemudian Ajie mulai menjilati
vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, lalu
menyusup ke belahan bibir vaginaku, aku merintih keras, nikmat sekali,
clitorisku dihisap- hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam
lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku, aku terangsang
sekali melihat kelahapan pemuda itu menikmati vaginaku, padahal kupikir
vaginaku sudah tidak menarik lagi.
“Enak Ajie? Bau
kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku. “Enak sekali
tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ajie, aku makin terangsang. Tak
lama aku merasakan puncaknya ketika Ajie makin dalam memasukkan lidahnya
ke dalam vaginaku.
“Ajiee…, aa…,
enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Ajie
terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku. Kuremas-remas dan
kugaruk-garuk rambut Ajie. Kemudian kulihat Ajie mulai menjilat lubang
pantatku, aku kegelian, tapi Ajie tidak peduli, ia berusaha membuka
lubang pantatku, aku mengerahkan tenaga seperti sedang buang air
sehingga kulihat lidah Ajie berhasil menyusup kesela lubang pantatku,
aku mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.
“Terus
Jie…, aduh nikmat banget, geli…, teruss…, hh…”, Aku mengerang-erang,
Ajie terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang
jarinya dimasukkan ke dalam lalu dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil
memandangku. “Enak? Jorok kan?”. “Enak tante…, nikmat kok”, Jawab Ajie,
tak lama kemudian aku kembali orgasme, aku tahu lendir vaginaku sudah
membanjir. Kucoba meraih penis Ajie, tapi sulit sekali. Aku merasa
kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa dapat kutahan air kencingku
memancar sedikit, aku mencoba menahannya.
“Aduh
sorry Jie…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat
Ajie langsung menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning. Gila!
Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke
dalam vaginaku. “aa…, jangan Ajie…, jangan dijilat, itu kan pipis
Tante”, Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku.
“Tante pipis dulu, Ajie jangan ikut ah…, malu”,
Kataku
sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ajie menahan dan ikut masuk.
“Saya ingin lihat Tante”. “Terserah deh”. “Saya ingin merasakan air
pipis tante”, Aku tersentak. “Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum
habis ucapanku, Ajie sudah telentang di atas lantai kamar mandiku.
“Please tante…”,
Hatiku berdebar, aku belum pernah
merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada
yang memohon untuk dikencingi. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba.
“Terserah deh…” Jawabku, lalu aku berdiri diantara kepalanya, kemudian
pelan-pelan aku jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh
hidungnya.
Ajie menekan pinggulku sehingga
hidungnya amblas ke dalam vaginaku, aku tak peduli, kugosok- gosok
vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai
menjulur lalu menjilati lubang pantatku lagi, sementara aku sudah tidak
tahan. “Awas…, mau keluar” Ajie memejamkan matanya.
Kuarahkan
lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air
kencingku tidak memencar, kulihat Ajie menjulurkan lidahnya menjilati
bibir vaginaku, lalu memancarlah air kencingku dengan sangat deras,
semuanya masuk ke dalam mulut Ajie, sebagian besar keluar lagi.
Tiba-tiba
Ajie menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan
seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku
tertahan, lalu vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya.
Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat,
sambil
pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Ajie. Pemuda
itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang
keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai
masuk ke dalam mulut pemuda itu, dan Ajie menjilat serta menghisap
habis. Aku juga tak tahan, kucium mulut Ajie dengan lahap, kurasakan
lendirku sedikit asin, kuraih penis Ajie,
kukocok-kocok,
kemudian kuselomoti penis yang besar itu. Kusuruh Ajie nungging diatas
wajahku, lalu kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir
bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya. Ajie mulai
memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seolah-olah mulutku
adalah vagina, aku tidak peduli, kurasakan Ajie sedang mencelucupi
vaginaku sambil mengocok lubang pantatku.
Kuberanikan
mencoba menjilat lubang pantat Ajie yang sedikit berbulu dan berwarna
kehitam- hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang
pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali
masuk ke mulutku. Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ajie menegang lalu
ia menjerit keras.
penisnya menyemburkan air mani
panas yang banyak sekali di dalam mulutku. Kuhisap terus, kucoba untuk
menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke
wajahku, ku kocok penisnya, Ajie seperti meregang nyawa, tubuhnya
berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama,
akhirnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap. “Tante mau coba
pipis Ajie nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.
“Ya
deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian Ajie berlutut di atas wajahku,
lalu kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat
mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir.
Tak lama kemudian air pipis Ajie menyembur masuk ke dalam mulutku,
terasa panas dan asin, sedikit pahit.
Kupejamkan
mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ajie terus menyembur ke
seluruh wajahku, sebagian kuminum. Ajie memukul-mukulkan penisnya ke
wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, aku kembali menyedot
penisnya sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Ajie mulai tegang
kembali, keras seperti kayu.
Ajie lalu mengarahkan
penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku.
Kemudian pemuda itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku
merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut lalu
ditusuk lagi. Kadang Ajie mencabut penisnya lalu memasukkannya ke dalam
mulutku, kemudian kurasakan pemuda itu berusaha menusuk masuk ke dalam
lubang pantatku. “Pelan-pelan…, sakit” Kataku,
kemudian
kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku,
sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba
menikmati, lama-lama aku yang keenakan, sudah 3 kali aku mencapai
orgasme, sedangkan Ajie masih terus bergantian menusuk vagina atau
pantatku. Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat
lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua.
“aakkhh…, tante,
tante…, aa” Ajie merengek-rengek
sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku. Dengan sigap aku
bangun lalu secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku,
kuselomoti penis itu sampai akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari
penis Ajie disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah.
Air
maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi
kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani pemuda
itu. Kemudian Ajie menggosok penisnya ke seluruh wajahku, lalu kami
berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang
kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan
Ajie. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta.
No comments:
Post a Comment