CERITA MESUM BERCINTA DENGAN PEMBANTU ABG
KLIK66 Cerita Mesum
ku kali ini menceritakan hubungan terlarang ku dengan pembantu baru
ku,Beberapa waktu yang lalu, karena telah berulang kali dipanggil oleh
anaknya di kampung, maka pembantu kami yang sudah tua, Mbok Iyem
akhirnya pulang juga ke kampungnya di Jawa Tengah, tetapi sebelum pulang
ia berjanji akan membantu kami untuk mencarikan seorang pembantu lain
yang berasal dari kampungnya juga.
Jadi pada saat Mbok Iyem pulang kampung,
tidak terjadi kekosongan pembantu di rumah kami. Hal ini penting bagi
kami, karena kami berdua, suami isteri bekerja sehingga kami memerlukan
seorang pembantu untuk beres-beres di rumah.
Pada hari yang telah ditentukan, maka
datanglah seorang pembantu baru yang dijanjikan oleh Mbok Iyem, yaitu
seorang gadis kampung yang telah putus sekolah, berumur 18 tahun bernama
Lastri. Sulastri bertubuh sedang dengan kulit bersih dan berambut
panjang, yang dengan malu-malu memperkenalkan dirinya kepada kami,
setelah menerima instruksi ini itu dari isteriku, Lastri pun mulai
bersiap untuk kerja.
Memasuki hari Senin, secara kebetulan
saya mendapat cuti kantor selama tiga hari, yang mana bisa saya
pergunakan untuk beristirahat di rumah. Setelah isteriku berangkat
kerja, sayapun santai di rumah sambil baca koran dan mendengarkan radio,
sedang Lastri sibuk membersihkan rumah sehabis mencuci pakaian.
Sedang saya asyik membaca, tiba-tiba dikejutkan oleh sapaannya, “Maaf Pak.., Saya mau mengepel lantainya”.
Sedang saya asyik membaca, tiba-tiba dikejutkan oleh sapaannya, “Maaf Pak.., Saya mau mengepel lantainya”.
“Oh iya, pel aja..”, kata saya sambil
terus membaca, tetapi mataku memperhatikan pembantu ini dengan lebih
seksama. Lastri mengepel lantai sambil berjongkok dan sesekali merangkak
sambil terus mengayunkan tangannya. Saat ia merangkak, terlihat
pinggulnya yang besar dengan pantat yang membentuk bulat bergoyang ke
kiri dan ke kanan dengan irama yang teratur, celana dalam yang
dipakainya terbayang sangat jelas dari balik daster yang dipakainya.
Saat ia berbalik untuk mengepel di bawah kaki saya, terlihat dari
belahan dasternya dua buah bukit yang ranum, terbungkus oleh kutang
ketat, yang kelihatannya sudah agak kekecilan. Tanpa terasa saya
menggosok batang kemaluanku, yang tiba-tiba menjadi tegang. Konsentrasi
saya untuk membaca menjadi hilang.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya,
Lastri bersiap-siap untuk membersihkan dirinya dan mengambil handuk
serta masuk ke kamar mandi, begitu terdengar suara air yang terguyur di
kamar mandi, saya cepat-cepat meloncat bangun dan berjalan cepat-cepat
ke arah kamar mandi. Dari sela-sela pintu kamar mandi terdapat celah
yang bisa dipakai untuk mengintip ke dalam. Ternyata pemandangan di
dalam kamar mandi begitu asyiknya,
Sulastri ternyata mempunyai badan yang
bersih mulus dengan kedua payudaranya yang ranum keras dengan puting
yang mengarah ke atas berwarna coklat muda, pinggulnya yang besar sangat
seksi dengan bulu-bulu halus di atas kemaluannya. Lastri sibuk
menggosok-gosok badannya tanpa sadar ada mata yang sedang menikmati
tubuhnya yang ranum. Dengan berdebar saya terus mengintip Lastri yang
sesekali menunduk untuk menggosok kakinya yang ditumbuhi bulu-bulu
halus. Nafsu saya naik ke kepala, saya mulai mengelus batang kemaluanku
sampai tegang. “Aah, enaknya kalau bisa memeluk dan menancapkan batang
penisku di vaginanya”.
Sedang asyik mengintip, saya teringat
kalau di lemari saya masih ada menyimpan sebotol obat perangsang
bermerek ‘Spanish fly’ oleh-oleh teman dari luar negeri. Cepat-cepat
saya ke kamar mengambil obat tersebut dan membawanya ke dapur, dan benar
saja dugaanku bahwa Lastri memang sudah menyiapkan teh hangat bagi
dirinya sendiri di situ. Segera saya tuangkan spanish fly itu ke dalam
minuman Sulastri dan saya tambahkan gula sedikit agar dia tidak curiga.
Saya kembali duduk di kursi depan dan
pura-pura membaca sambil membayangkan tubuh mulus Lastri sambil mengelus
batang penisku yang sudah tegang, saya benar-benar sudah bernafsu
sekali untuk menyetubuhi Lastri. Sekitar setengah jam kemudian, saya
mendengar erangan halus yang berasal dari kamar Sulastri, “Heehh..,
heehh”.
Segera saya menghampiri kamarnya dan pura-pura bertanya, ” Lastri.., ada apa dengan kamu..?”.
Segera saya menghampiri kamarnya dan pura-pura bertanya, ” Lastri.., ada apa dengan kamu..?”.
Lastri sambil mengeluh menjawab, “Aduuh Pak.., perut Saya.., hheehh”.
“Kenapa..?”, sambil bertanya saya segera saja masuk ke dalam kamarnya, Lastri kelihatan pucat dan keningnya berkeringat, sedang dalam posisi merangkak sambil memegang perutnya.
“Aduuh.., aduuh.., perut saya.., Pak”.
“Mari Saya tolong..”, kata saya, sambil berdiri di belakangnya dan tunduk serta memegang perutnya dengan kedua tangan untuk mengangkatnya berdiri. Saat berdiri sambil memeluknya dari belakang, penisku yang sudah tegang dari tadi menempel pada celah pantatnya, Lastri agak kaget juga, tapi ternyata dia diam saja sambil terus mendesah.
“Ayo saya gosok perut kamu.., biar hangat”, kata saya sambil tangan kananku terus bergerak menggosok perutnya sedangkan tangan kiriku mengangkat dasternya dari bawah.
“Kenapa..?”, sambil bertanya saya segera saja masuk ke dalam kamarnya, Lastri kelihatan pucat dan keningnya berkeringat, sedang dalam posisi merangkak sambil memegang perutnya.
“Aduuh.., aduuh.., perut saya.., Pak”.
“Mari Saya tolong..”, kata saya, sambil berdiri di belakangnya dan tunduk serta memegang perutnya dengan kedua tangan untuk mengangkatnya berdiri. Saat berdiri sambil memeluknya dari belakang, penisku yang sudah tegang dari tadi menempel pada celah pantatnya, Lastri agak kaget juga, tapi ternyata dia diam saja sambil terus mendesah.
“Ayo saya gosok perut kamu.., biar hangat”, kata saya sambil tangan kananku terus bergerak menggosok perutnya sedangkan tangan kiriku mengangkat dasternya dari bawah.
Saya memasukkan tangan kiriku ke dalam daster itu dan berpura-pura akan
menggosok perutnya juga tapi saya segera menurunkan tangan saya untuk
menyibakkan celana dalamnya dan mulai meraba bulu-bulu halus yang
bertebaran di sekitar vaginanya. Saat tangan saya menyentuh vaginanya,
Lastri menggelinjang keras dan mendesah panjang, “aah.., Paak..”, seraya
menekankan pantatnya yang montok ke penisku yang sudah menanti dengan
tidak sabar. Tangan kananku pun mulai masuk ke dalam sela-sela kancing
daster, naik terus ke atas dan menemukan payudaranya yang ranum, yang
ternyata tidak terbungkus oleh kutangnya, segera saya meremas
payudaranya.
“Las,.., ayo Saya gosok sambil tiduran”, kata saya.“Hee.. Eeh”, katanya.
“Las,.., ayo Saya gosok sambil tiduran”, kata saya.“Hee.. Eeh”, katanya.
Saya tuntun Lastri ke tempat tidur dan
membaringkannya dengan kedua kakinya tetap terjuntai di lantai. Secara
cepat saya menyibak dasternya dan segera menarik turun hingga celana
dalamnya terlepas. “Aduuh.., Paak”, katanya sambil menggerakkan
pinggulnya.
“sst..”, kata saya sambil menundukkan kepala dan mencium vaginanya yang persis di depan mataku.
“aarkkh..”, seru Lastri sambil membuka kakinya lebih lebar lagi dan kemudian secara cepat menutupnya lagi sehingga kepalaku terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Saya mulai menjilat memek nya, lidahku mulai menjalar ke kanan dan ke kiri menyibakkan kedua belah bibir memek Lastri sampai akhirnya saya menemukan clitorisnya. Kedua tangankupun secara gencar mulai bergerilya meremas kedua payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya yang langsung mengeras.
“sst..”, kata saya sambil menundukkan kepala dan mencium vaginanya yang persis di depan mataku.
“aarkkh..”, seru Lastri sambil membuka kakinya lebih lebar lagi dan kemudian secara cepat menutupnya lagi sehingga kepalaku terjepit di antara kedua belah pahanya yang mulus. Saya mulai menjilat memek nya, lidahku mulai menjalar ke kanan dan ke kiri menyibakkan kedua belah bibir memek Lastri sampai akhirnya saya menemukan clitorisnya. Kedua tangankupun secara gencar mulai bergerilya meremas kedua payudaranya sambil sesekali mempermainkan putingnya yang langsung mengeras.
KLIK66 “Paak..”, Lastri keenakan sambil mulai
menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bagaikan sangat kegelian,
dan tiba-tiba dari vaginanya memancar cairan, yang segera saya jilat
habis.
“Las.., buka dulu yaa bajunya”, kata saya sambil berdiri dan dengan cepat mulai membuka celana dan kaosku. Sementara saya berdiri telanjang, penisku benar-benar tegang dan keras. Mata Lastri terbelalak memandang penisku yang besar dan berdiri.
“Paak.., Lastri takut”, katanya.
“sstt.., nggak apa-apa Las..”, kata saya sambil membantu Lastri membuka bajunya.
“Las.., buka dulu yaa bajunya”, kata saya sambil berdiri dan dengan cepat mulai membuka celana dan kaosku. Sementara saya berdiri telanjang, penisku benar-benar tegang dan keras. Mata Lastri terbelalak memandang penisku yang besar dan berdiri.
“Paak.., Lastri takut”, katanya.
“sstt.., nggak apa-apa Las..”, kata saya sambil membantu Lastri membuka bajunya.
Karena kakinya masih menjuntai di
pinggir tempat tidur, segera saya mengambil bantal dan mengganjal
pantatnya sehingga vagina Lastri sekarang menyembul dengan clitorisnya
yang mengkilap karena jilatan lidahku. Segera saya arahkan penisku ke
lubang vaginanya dan berusaha untuk menekannya masuk, sementara tanganku
meremas payudaranya sedangkan mulutku mulai memagut bibirnya. Ternyata
lubang vagina Lastri sempit sekali, sehingga baru kepala penisku yang
masuk, ia sudah menjerit kesakitan dan berusaha menggeliatkan badannya
yang mungil.
Saya menahan geliatan badannya dan terus
berusaha memasukkan seluruh penisku ke vaginanya yang sempit dengan
menarik keluar masuk kepala penisku. Biarpun vagina Lastri telah basah
oleh cairan yang keluar dari tubuhnya, saya tetap juga mengalami
kesulitan untuk menembus pertahanan memek Lastri ini. Sambil memeluk tubuhnya, mulutku bergesar ke arah telinga
Lastri, dan secara tiba-tiba saya menggigit cuping telinganya dengan
agak keras. Secara refleks, Lastri kaget sekali, “Aduh..”, tetapi
bersamaan dengan itu saya menekan penisku sekuat tenaga masuk ke dalam
vaginanya. Lastri kaget dan terdiam, tetapi saya kembali memagut
bibirnya dan menyedot lidahnya sambil mulai menaikkan pantatku sedikit
sedikit
kemudian turun menekan sampai ke ujung.
Aduh nikmatnya bukan alang-kepalang, vagina Lastri benar-benar sempit
sekali bagaikan jepitan halus yang menjepit dengan ketat serta
berdenyut-denyut terus-menerus. Setelah beberapa kali naik turun, cabut
sedikit, tekan lagi.., Lastripun mulai menikmati permainan seks ini,
sambil mengerang-erang, dia juga mulai menggoyangkan pinggulnya. Kedua
belah kakinyapun turut menari-nari, kadang menjepit kakiku, kadang dia
menjepit pinggangku.
“Aarkhh.., ppaak.., enaak”, kata Lastri, sambil terus menggoyangkan pinggulnya, sehingga penisku yang berada di dalam memek
nya terasa bagaikan diremas-remas dengan keras. Akhirnya sayapun tidak
tahan lagi, saat badannya menjadi kejang karena dia sampai pada puncak
kenikmatan, sayapun mempercepat gerakan naik turun sampai cairan maniku
terasa menyembur-nyembur ke dalam vagina Lastri. Akh, kita berdua
sungguh lunglai setelah tiba pada puncak kenikmatan. Ternyata setelah
selesai baru saya tahu kalau ternyata Lastri masih perawan dan belum
pernah dijamah oleh lelaki lain.
Selama masa cuti tiga hari, saya tetap
betah di rumah. Dan kalau istriku sudah berangkat kerja, maka Lastri dan
saya mulai mempraktekkan berbagai macam gaya bersetubuh . Lastri
ternyata murid yang sangat pandai untuk diajar dan selalu bernafsu untuk
mengulang dan mengulang lagi karena dia ini ABG Nakal.
Hal ini berlangsung selama enam bulan, kadang larut malam, kadang pagi
hari kalau saya lagi kepingin menikmati tubuhnya, saya ijin dari kantor,
sampai akhirnya Lastri dipanggil pulang oleh keluarganya untuk
dikawinkan di kampung.
No comments:
Post a Comment