Cerita Hangat Bercinta Dengan Teman Sekantor
KLIK66 Cerita Panas
yang ingin saya ceritakan adalah kejadian pada saat Bercinta Dengan
Teman Sekantor , Pada saat itu saya sedang mengalami Break Up dengan
Istri saya yang dikarenakan kami tidak ada yang mengalah dalam mengatasi
suatu masalah.Di tempat kerja, sayapun sudah
tidak banyak bercanda seperti biasanya. Dan itu yang membuat salah satu
wanita teman kerja saya merasa simpati pada saya. Sehingga setelah
selesai jam kerja, kami pulang bareng. Selama di dalam tram saya banyak
menjawab pertanyaannya tentang kepergian istri saya. Sehingga kami tidak
banyak menaruh perhatian pada macetnya kota Melbourne pada jam-jam
selesai kerja seperti ini.
Tanpa terasa kami sudah berada di dalam
tempat tinggal saya, setelah saya persilakan dia untuk mengambil apa
yang dia mau di kulkas, saya langsung ke kamar mandi untuk menumpahkan
air pipis yang sejak dari tadi sudah di ujung kemaluanku.
Sekembalinya saya keruang tamu, teman
saya sudah duduk sambil baca baca majalah dengan satu kaleng Coca-Cola.
Sayapun duduk di sampingnya. Tapi tidak terlalu rapat. Saya hidupkan TV
kebetulan acara berita nasional negara ini.
Kamipun bercerita panjang lebar tentang
teman saya itu, seperti sudah berapa lama dia telah meninggalkan
Hongkong tempat asalnya. Tapi setiap kali dia menjawab pertanyaanku dia
selalu tersenyum sambil matanya memandang ke arah selangkanganku. Aku
langsung melirik selangkanganku, rupanya aku lupa men-zip-nya. Langsung
kutarik zip-nya, sambil bercanda padanya.
“Maklumlah Nov, soalnya udah lama sarangnya pergi!”, Kataku pada Nova.
“Memangnya sudah berapa lama burungmu tidak masuk kandang?”, Nova membalas candaku sambil meneguk Coca Cola dengan sedikit senyum di bibirnya.
“Kira kira 5 minggulah, emangnya kenapa nanya nanya?”, Aku meneruskan sambil mencoba membetulkan posisi dudukku.
“Memangnya sudah berapa lama burungmu tidak masuk kandang?”, Nova membalas candaku sambil meneguk Coca Cola dengan sedikit senyum di bibirnya.
“Kira kira 5 minggulah, emangnya kenapa nanya nanya?”, Aku meneruskan sambil mencoba membetulkan posisi dudukku.
“Akh, aku nggak percaya. Mana ada sich
laki laki yang sudah pernah begituan akan tahan selama itu untuk tidak
melakukannya?”, Bantahnya sambil senyum.
“Memang sich, aku nggak tahan. Jadi selama ini aku pakai tangan aja”, Jawabku.
Sambil tertawa lebar, Nova menghampiriku. Dan Nova duduk di sebelahku, rapat sekali.”Perlu dibantu?”, Tanyanya sambil tangan kanannya meraba-raba penisku.
“Memang sich, aku nggak tahan. Jadi selama ini aku pakai tangan aja”, Jawabku.
Sambil tertawa lebar, Nova menghampiriku. Dan Nova duduk di sebelahku, rapat sekali.”Perlu dibantu?”, Tanyanya sambil tangan kanannya meraba-raba penisku.
Nova memang gadis Hongkong yang menawan,
diusianya yang dua puluhan dia sangat menarik setiap mata laki-laki
yang memandangnya. Karena dengan buah dada dan bongkahan pantatnya yang
lebih besar dari ukuran rata-rata orang tempat asalnya. Aku jadi berani,
kurangkul pundaknya sambil kulumat bibir yang berlipstick merah muda
menawan itu.
Novapun membalas dengan nafasnya yang
semakin membuatku untuk mempererat rangkulanku. Aku merasa sedikit sakit
pada penisku yang sudah sangat keras karena rabaan Nova. Dengan tak
sabar kulepas rangkulanku dari pundak Nova dan dengan kedua tanganku
kubuka celanaku sambil tetap duduk. Agak susah memang. Tapi berhasil
juga.
Kudengar Nova mendesah bersamaan dengan
tangannya yang menggenggam langsung penisku yang hanya pas-pasan dengan
lingkaran tangannya itu. Kamipun kembali berpagutan, hanya kali ini
tangan kiriku telah meremas-remas buah dadanya yang kenyal dan semakin
kenyal itu. Sedangkan tangan kananku membelai-belai tengkuknya. Nova
semakin memperdengarkan desahnya.
“Ed, kita ke kamarmu saja.., ayo Ed, aku
sudah tak tahan nich?”, Nova memohon mesra. Aku pun berdiri, tapi
ketika aku ingin membuka pakaianku, aku tersentak kaget karena Nova
sudah menarik penisku sambil menanyakan di mana kamarku. “Pelan pelan
Nov, sakit nich!”, protesku atas tangan Nova yang menggenggam penisku
dengan sangat ketat itu.
Aku berjalan sambil membuka bajuku ke
arah kamarku yang telah kutunjukan pada Nova. (Sebenarnya aku tak mau
menggunakan kamar dimana aku dan istriku tidur sebelum istriku itu
pergi. Tapi bagaimana lagi. Sudah nafsu sekali saat itu).
Sesampai di kamar Nova dengan tergesa
membuka seluruh pakaiannya. BH-nya, CD-nya. Semua dibuka dengan tergesa.
Lalu Nova langsung menghampiriku yang sudah lebih dulu berbaring
telentang di atas kasur sambil mengocok perlahan penisku agar semakin
tegang, sambil melihat Nova membuka pakaiannya.
Nova berbaring miring di sebelahku,
bibirnya mencari bibirku sedangkan tangan kanannya menggantikan tanganku
untuk mengocok-ngocok penisku. Aku mendesah. Novapun semakin beringas
menciumi seluruh wajahku. Telingakupun tak lepas dari sapuan lidahnya.
Aku merasakan nikmat bercampur geli yang tak terkira.
Jilatan Nova semakin turun ke arah
leherku, dadaku dan kedua puting payudaraku juga dililitnya dengan
lidah. Sambil tangannya semakin cepat mengocok penisku yang sedikit
terasa sakit karena genggamannya terlalu keras dan tubuh ini Semakin
terasa Cerita Panas
Jilatan Nova telah berada di atas
pusarku, lidahnya dicoba untuk masuk dalam lubang pusarku, dapat
kudengar desahnya. Walau desahku lebih besar darinya. Kini lidah Nova
menyisir bulu-bulu penisku. Aku semakin tak tahan. Tapi aku menunggu,
karena aku tahu kemana tujuan sebenarnya jilatan lidah Nova itu.
Ternyata aku salah, kukira Nova akan
melahap penisku. Ternyata Nova malah menjilat jilat kedua bijiku
bergantian. Tangannya tak lepas mengocok penisku. Sambil sesekali jari
jempolnya menyapu ujung penisku yang telah basah karena air nikmatku
telah membasahi bibir ujung kemaluanku. Geli dan nikmat sekali waktu
Nova melakukan itu. Aku tersentak karenanya.
Karena waktu Nova melakukan itu badannya
agak nungging di sampingku, maka kucoba meraih bongkahan pantatnya.
Kuusap-usap, Nova mendesah nikmat rupanya. Jariku tak mau berhenti
sampai disitu, jariku mencari-cari lubang kemaluannya. Setelah jariku
menemukannya ternyata sudah basah sekali. Semua itu membuat jariku
semakin mudah untuk mencari lubang memek nya
Kusapu lubangnya dengan jariku sambil
sekali-kali kumasukan jari telunjukku ke dalam lubangnya. Nova mendesah
hebat sambil melepas jilatan lidahnya dari kedua bijiku. Kuraih pantat
Nova agar tepat berada di atas wajahku. Kini kedua tanganku beraksi atas
bagian belakang tubuh Nova.
Jari telunjuk tanganku yang kanan
kumasukan ke dalam lubang vagina Nova sambil memaju mundurkan. Sedangkan
jari telunjuk tangan kiriku menggosok gosok clitorisnya. Dapat kulihat
dari bawah selangkangannya, Nova membuka mulutnya lebar tanpa bersuara
merasakan nikmat.
Ketika niatku hendak menggunakan lidahku
untuk menjilat vaginanya, aku merasakan nikmat dan sedikit ngilu yang
tak terkira. Rupanya Nova telah melahap bagian kepala penisku. Lidahnya
melilit-lilit di atas permukaan kepala penisku. aku akui Nova memang
jago dalam hal
Akupun ingin menandinginya dengan
mejilat-jilat permukaan lubang vagina Nova. Sambil sekali-kali kucoba
untuk memasukan lidahku kedalam memek
nya . Agak asin memang, tapi yang lebih terasa adalah nikmatnya. Semakin
nikmat lagi saat kudengar Nova mengeluh karena jilatan lidahku.
Nova telah memasukan penisku setengahnya
dalam mulutnya sebentar sebentar dinaikan kepalanya, kemudian
diturunkan lagi. Yang membuat aku merasa nikmat adalah saat Nova
menurunkan wajahnya untuk melahap penisku, karena Nova telah mengecilkan
lingkaran mulutnya.
Sehingga hanya pas sedikit ketat ketika
bibirnya menelusuri penisku dari atas ke bawah. Oh nikmat sekali. Aku
hampir saja muncrat kalau aku tidak segera minta Nova membalikan
badannya hingga wajahnya berhadapan denganku. Aku membalas senyumnya
yang kelelahan menahan nikmat yang baru saja kami alami.
KLIK66 Kucium lagi mulutnya yang sangat becek
oleh air liurnya. Lalu kubalikan Nova agar berada dibawahku. Kulebarkan
selangkangannya kugenggam penisku dengan tangan kananku, lalu
kugosok-gosok kepala penisku pada permukaan kemaluannya.
“Oh.., Ed.., terus Ed.., aahh.., nikmat
sekali.., sshh”, erang Nova. Akupun mempercepat gesekannya, Nova
menggeleng gelengkan kepalanya.
Lalu dengan tiba tiba kutancapkan
penisku ke dalam vaginanya yang sudah banjir itu dengan satu hentakan
keras, masuklah 3/4 nya penisku dengan leluasa. Bersamaan dengan itu
Nova berteriak sambil badannya sebatas bahu terangkat seperti hendak
berdiri matanya membelalak menghadapi tikamanku yang tiba-tiba itu.
“oohh Edwiinn.., enaak.., terus.., Ed..,
terus.., lebih cepat Ed.., ayo Ed.., terus.., aahh”, erang Nova sambil
menghempaskan kembali bahunya ke kasur.
Kedua tangan Nova membelai wajahku
sambil menggigit bibirnya yang bawah matanyapun menunjukan bahwa saat
ini Nova sedang merasakan nikmat persetubuhan yang tiada tara. Akupun
semakin cepat memaju-mundurkan penisku. Nikmat yang kurasakan tiada
bandingnya. Vagina Nova masih boleh dibilang sempit.
“Enak Nov?”, tanyaku padanya sambil
memaju-mundurkan penisku. Nova tidak menjawab, hanya desahannya saja
yang semakin jelas terdengar.
“Enak nggak Nov?”, tanyaku lagi. Nova menjawab dengan anggukan kecil sambil menggigit kembali bibir bawahnya.
“Enak nggak Nov?”, tanyaku lagi. Nova menjawab dengan anggukan kecil sambil menggigit kembali bibir bawahnya.
“Jawab dong Nov, nikmat nggak?”, paksaku walaupun ini adalah pertanyaan bodoh.
“Luar biasa Ed.., sshh.., aku hampir keluar nich oohh”, katanya terputus putus.
“Aku masukin semuanya yach Nov?”, tanyaku padanya yang sedang melayang.
“sshh.., em.., emangnya belum semuanya dimasukin?”, Nova balik bertanya heran sambil menatapku dengan sayu.
“Luar biasa Ed.., sshh.., aku hampir keluar nich oohh”, katanya terputus putus.
“Aku masukin semuanya yach Nov?”, tanyaku padanya yang sedang melayang.
“sshh.., em.., emangnya belum semuanya dimasukin?”, Nova balik bertanya heran sambil menatapku dengan sayu.
“Belum!”, Jawabku singkat sambil terus maju mundur.
Tangannyapun bergerak ke bawah untuk
memastikan belum semua penisku masuk ke dalam lubang vaginanya. Ketika
tangannya berhasil menyentuh sisa penisku yang masih di luar, aku merasa
tambah nikmat.
“Oohh.., Ed masukin Ed.., masukin
semuanya Ed.., aahh”, pintanya sambil menarik pinggangku dengan kedua
tangannya dan matanyapun terpejam menantikan.
Kucoba menahan tarikan tangan Nova pada
pinggangku, agar masuknya sisa penisku tidak terlalu cepat. Aku ingin
memberikan kenikmatan persetubuhan tak terlupakan padanya. Benar saja,
ketika sedikit demi sedikit sisa penisku masuk, Nova mendesis seperti
ular yang berhadapan dengan musuhnya. “Sshh.. sshh”, sambil matanya
terpejam ketat sekali menahan nikmat telusuran penisku ke dalam
vaginanya.
Kedua tangannyapun menjambak-jambak
rambutnya sendiri. Tanpa diduga kucabut penisku, hanya tinggal kepalanya
saja yang masih tenggelam. Nova seperti ingin protes, tapi terlambat.
Karena aku telah menekannya lagi dengan sekali tancap masuklah semua
penisku.
“Edwiinn!”, teriak Nova keras sekali sambil tangannya memukul-mukul tempat tidur.
Aku semakin percepat gerakanku, walaupun aku sudah merasa sedikit lelah dengan pinggangku yang sejak tadi maju mundur terus.
“Terus Ed.., oohh.., terus.., teruss.., oohh.., oohh.., aahh”.
Nova mengerang bersamaan dengan
tercapainya Nova pada puncaknya, sambil tangannya meremas-remas sprei
tempat tidur di kanan dan kirinya, badannya tersentak-sentak hanya putih
yang kulihat di matanya. Tapi aku masih terus memacu untuk menyusulnya,
makin cepat, makin cepat lagi nafasku memburu. Bunyi nikmat terdengar
dari dalam memek Nova karena air nikmatnya itu.
“Oh Nov.., oohh.., aahh..”, cepat
kucabut penisku agar tak muncrat di dalam, kugenggam penisku, kuarahkan
penisku ke perut Nova, di sanalah air nikmatku mendarat.
Nova cepat bangkit dan mendorongku agar
telentang, kemudian Nova melahap separuh penisku ke dalam mulutnya.
Lidahnya menjilat-jilat mulut kecil di ujung penisku. Aku merasa ngilu
sekali dan tangan Nova yang mengocok-ngocok penisku seperti hendak
memastikan agar keluar semua air nikmatku.
“Sudah Nov.., sudah.., ngilu nich..,
uuhh.., sudah”, pintaku padanya. Tapi Nova masih saja memaju-mundurkan
mulutnya terhadap penisku yang semakin ngilu sekali. Setelah yakin tidak
ada lagi air nikmat yang akan keluar dari penisku Novapun merebahkan
kepalanya di atas perutku sambil memandangku dengan penuh kepuasan.
Kemudian keadaan membisu, hanya detak
jam dinding yang mengingatkan akan kenikmatan persetubuhan yang baru
saja kami alami. Kami memang mencoba untuk mengingat kembali
persetubuhan yang sempat membawa kami ke awang-awang.
“Nov, sudah jam 8 nich. Kamu nggak
pulang?”, tanyaku memecahkan kesunyian. Nova seakan tak mendengar
ucapanku. Kemudian dengan lembut kuangkat kepalanya dan keletakan di
atas kasur. Akupun coba bangkit, tapi sebelum aku turun dari tempat
tidur kurasakan tangan Nova memegang perutku.
“Mau kemana Ed?”, tanyanya sambil melepas nafar panjang.
“Mau mandi dulu nich, lengket semua rasanya badanku”, Jawabku sambil menoleh ke arahnya.
“Tunggu dikit lagi, kita mandi sama-sama” Nova memohon sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.
Lalu kamipun pergi ke kamar mandi dan
mandi berdua serta mengulanginya permainan seks yang sempat terputus
tadi di kamar. Setelah merasa puas melakukan persetubuhan, kamipun
istirahat sambil berpelukan hingga esok pagi. Sejak kejadian itui saya
dan Nova semakin akrab dan selalu mengulangi persetubuhan yang telah
kami lakukan. Sampai akhirnya istrikupun pulang kembali ke apartemenku,
tapi itu tidak membuatku lupa akan persetubuhan dengan Nova.
Kami sering melakukan persetubuhan di
apartemenku tatkala istriku tidak ada atau di kantor, hotel serta
apartemen Nova bila istriku sedang di rumah dan kami sepakat yang
menurut kami ini akan kami bagikan kepada kalian pembaca setia.
No comments:
Post a Comment